Sabtu, 24 Desember 2011

Inspirator Apple dan Microsoft Wafat

Jacob Goldman merupakan pendiri Xerox's PARC, yang menjadi inspirasi Apple dan Microsoft. Jacob Goldman, pendiri laboratorium legendaris Xerox's Palo Alto Research Center (Xerox PARC) meninggal dunia. Xerox PARC merupakan laboratorium inovatif di Silicon Valley, yang bahkan diakui pendiri Apple Steve Jobs sebagai laboratorium teknologi yang inspiratif. Seperti dikutip dari laman Mashable, Goldman dikabarkan meninggal akibat gagal jantung. Kepala peneliti di Xerox sejak akhir '60-an ini meninggal di usia 90 tahun. PARC merupakan laboratorium yang dibangun atas ide Goldman, yang didedikasikan sebagai pusat riset dan penelitian. Sejumlah terobosan dilakukan Xerox's PARC yang didirikan pada 1970 ini. Xerox's PARC disebut sebagai laboratorium yang pertama kali mengembangkan PC (personal computer). Selain itu, PARC juga disebut menjadi pihak yang pertama kali mulai mengembangkan graphical user interface (grafis antar-muka), jaringan Ethernet, hingga penggunaan tetikus secara komersil. Terletak di dekat Universitas Stanford, para peneliti di PARC diberikan kebebasan untuk mengembangkan idenya. Pendiri Apple Steve Jobs pun dalam biografinya beberapa kali menyebut PARC sebagai tambang emas. "Kamu sedang menduduki tambang emas. Tapi saya tidak percaya Xerox tidak bisa mengambil keuntungan dari ini," ucap Steve Jobs. Steve Jobs sendiri mengaku terinspirasi Xerox PARC saat membuat interface di sejumlah produk awal Apple, antara lain Lisa dan Macintosh. Tak hanya Apple, Microsoft pun disebut-sebut terinspirasi Xerox's PARC saat membuat sistem operasi Windows, terutama di interface. Karena itu pendiri Microsoft, Bill Gates, menolak klaim Steve Jobs yang menuduh Microsoft meniru Apple saat membuat Windows. "Begini, Steve. Saya pikir ini seperti kita punya tetangga kaya yang bernama Xerox. Saya berusaha menyusup masuk ke dalam rumahnya untuk mencuri TV, tapi saat saya ada di dalam saya baru tahu kalau kamu sudah mencuri TV itu," ujar Bill Gates kepada Steve Jobs.

70% Pengguna Internet Indonesia Pakai Firefox

Faktor sukses Firefox adalah mengembangkan browser lokal dan mudah dikustomisasi. Menurut Mitchell Baker, pendiri sekaligus Chairperson of the Mozilla Corporation, lebih dari 70 persen pengguna internet di Indonesia menggunakan browser Firefox. Jika dibandingkan dengan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2010 yang menyebutkan pengguna Internet di Indonesia mencapai 30 juta user, berarti ada sekitar 21 juta pengguna memakai browser keluaran Mozilla. Angka ini menggenapi sekitar 400 juta pengguna Firefox secara global setiap harinya. “Kami fokus mengembangkan layanan servis berbau lokal dan mendekatkan Firefox ke kehidupan sehari-hari,” kata Mitchell Baker kepada VIVAnews di Jakarta, Senin 27 September 2010. “Jadi, kami di sini bukan untuk mencari revenue, tetapi menyediakan apa yang dibutuhkan masyarakat di tiap negara.” Baker menyebutkan, Mozilla juga merangkul pengembang lokal. “Banyak sumber daya yang bisa diberdayakan untuk membangun Firefox dengan cita rasa lokal,” tutur Baker. “Kalau sudah berbau lokal, Firefox akan bertahan dan itu yang membuat Firefox survive selama ini.” “Sejauh ini, Firefox sudah menyediakan 72 bahasa lokal, termasuk Bahasa Indonesia dan akan terus ditambah. Namun, pengguna di Indonesia cukup unik,” tutur Baker. “Sekitar 80 sampai 85 persen pengguna malah memakai versi Bahasa Inggris, sisanya Bahasa Indonesia.” Baker menyebutkan, dua faktor yang menjadi kunci sukses Firefox adalah mengembangkan browser yang lokal dan membuat produknya sangat mudah dikustomisasi. “Selain itu, cita-cita kami adalah membangun komunitas lokal yang tahu apa kebutuhan masyarakat lokal atas browser internet,” katanya. Mitchell Baker tiba di Tanah Air pagi ini dari Singapura dan dijadwalkan akan bertemu dengan komunitas pengguna Firefox Indonesia di Blitzmegaplex, Pacific Place, Jakarta, pukul 19.00 hingga 22.00 WIB hari ini.